Ingin ikut LPM sama FLAT :O


Dari sekian banyaknya UKM alias Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di kampus saya, entah kenapa saya sangat tertarik pada dua nama UKM. Apalagi kalau bukan FLAT dan LPM INSTITUTE. UKM seperti LDK, teater syahid dan beberapa UKM lainnya sempat sih menarik perhatian saya. Tapi hanya sebatas ‘sempat’ dan tidak ‘sedang’ atau ‘telah’.

Saya berpikir bahwa tampaknya saya merasa lebih cocok untuk bergabung dengan FLAT dan LPM INSTITUTE ketimbang teater syahid dan LDK. Kalau diibaratkan dengan jatuh cinta, teater syahid dan LDK adalah perempuan cantik. Kedua UKM tersebut hanya sebatas membuat saya suka saja, tidak lebih dari sekadar ingin ‘mengenalnya’ lebih dalam. Tetapi LPM dan FLAT berbeda. Mereka ibarat perempuan yang kecantikannya terpancar dari dalam dan punya ‘pesona’ tersendiri. Maka LPM dan FLAT tidak sekadar membuat saya luluh, melainkan juga membuat saya ingin mengenalnya lebih dalam. Perempuan cantik belum tentu bisa memancarkan kecantikannya. Tetapi perempuan yang kecantikannya terpancar sudah pasti cantik. 

Alasan lain mengapa saya lebih tertarik LPM dan FLAT ketimbang UKM lainnya, saya merasa takut tidak bisa membagi waktu jika saya memilih kesemua UKM yang saya sebutkan barusan.

Well, kenapa saya lebih tertarik dengan kedua UKM tersebut?

Sedari dulu saya bercita-cita menjadi jurnalis. Terlebih reporter VOA. Sepertinya menyenangkan bisa mengabarkan keadaan orang-orang Indonesia atau berita-berita yang berkaitan tentang Indonesia-Amerika dari Amerika. Entah mengapa menjadi seorang jurnalis menjadi tantangan dan ibadah tersendiri bagi saya. Tantangan karena kita pasti harus menghadapi berbagai macam orang. Di samping juga ibadah karena jurnalis bisa membuat orang dari yang awalnya tidak tahu menjadi tidak tahu. Itu sama saja dengan mencerdaskan, bukan?

Selain jurnalis, saya juga bercita-cita menjadi penulis, guru bahasa Inggris, interpreter dan (mungkin) editor atau penerjemah di salah satu penerbitan buku. Saya bercita-cita demikian karena saya berpikir bahwa saya juga bisa sambil beribadah.

Dengan menjadi penulis saya bisa memberikan pencerahan kepada para pembaca. Siapa tahu ada pembaca yang mendapatkan inspirasi dari apa yang saya tulis.

Dengan menjadi guru bahasa Inggris saya bisa mencerdaskan bangsa. Siapa tahu akan ada diplomat yang lahir dan salah satunya dari apa yang saya ajarkan.

Dengan menjadi interpreter saya bisa membantu orang dalam berniaga. Membantu orang mencari nafkah, bukankah itu ibadah?

Bahkan… dengan menjadi editor atau penerjemah saya juga berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa. Penulis tanpa editor itu mustahil. Untuk buku-buku yang berbahasa asing, bukankah kita akan lebih mudah dalam memahaminya di saat bukunya telah diterjemahkan ketimbang belum atau tidak diterjemahkan? Sebut saja buku Chicken Soup, Totto-chan, 5 sekawan, komik dll. Buku-buku tersebut lebih mudah kita pahami setelah diterjemahkan, bukan?

Nah, beranjak dari itulah saya ‘ngebet’ sekali untuk menjadi bagian dari FLAT dan LPM!

Alasan lainnya.. saya itu orangnya kepo alias punya rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu hal dan up to date *ceilah bahasanya*. Misalnya saja teman baru. Ketika saya mendapatkan teman baru, saya berusaha semampu saya untuk mendapatkan informasi tentang orang tersebut. Entah itu hobinya, asal daerahnya bahkan juga memperhatikan kepribadiannya.

Kepo-kepo apa yang bisa berubah jadi kupu-kupu? Kepompong. *garing*

ukan berarti stalking ya… Hanya saja saya ingin mengenal teman baru saya sehingga suatu hari nanti kalau ada suatu hal, saya sudah tahu apa yang harus saya lakukan terhadapnya. Lagipula bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang?

Terus juga saya orangnya up to date. Apalagi terhadap hal-hal yang berbau dengan bulutangkis, lomba hingga event-event nasional dan internasional. Setiap pertandingan bulutangkis disiarkan di TV nasional, biasanya pasti akan saya tonton. Jika tidak ditayangkan, saya akan mencari tahu lewat internet. Jika biasanya cowok itu punya banyak kosakata tentang sepak bola, saya justru tidak. Makanya jangan tanyakan kepada saya tentang dunia sepak bola. Tapi kalau tentang dunia bulutangkis enggak masalah. Maklum, ketika saya berusia 15 tahun saya sempat bercita-cita jadi pebulutangkis :P

Menurut saya kepo dan up to date adalah kombinasi yang tepat bagi seorang jurnalis. Kalau jurnalis enggak kepo alias punya rasa ingin tahu yang besar dan tidak up to date, mana bisa ia mencari kebenaran berita? Mana bisa pula ia mengabarkan tentang apa yang terjadi pada masyarakat? Nah, berhubung saya orangnya kepo dan up to date, berarti udah pantes dong jadi jurnalis? :P *maksa*

Sedangkan untuk FLAT, saya ingin bergabung ke UKM tersebut karena saya punya ambisi atau keinginan untuk menguasai lebih dari 1 bahasa asing. Minimal atau paling sedikit 2 lah. Semakin banyak semakin baik. 3 bahasa asing yang ingin saya kuasai terlebih dahulu : Arab, Inggris dan Jepang.

 Cie.. cie.. malu-malu nih ye!

Bahasa Arab sudah saya pelajari sejak SD, MTs hingga MA. Namun sayang 12 tahun belajar sampai sekarang saya belum bisa berbicara dalam bahasa Arab. Begitu juga dengan bahasa Inggris yang sudah saya pelajari sejak kelas 4 SD. Entahlah, mungkin sistem pengajarannya ada yang salah. Sebab sistem pengajaran yang saya kenal sedari dulu terhadap bahasa hanyalah terpaku pada teori dan bukan praktek.

Sedangkan ketertarikan saya terhadap bahasa Jepang dimulai sejak awal-awal kelas 2 SMA. Ini bermula dari impian saya untuk mendapatkan beasiswa ke Jepang ketika kuliah. Maka dari itu sejak kelas 2 saya pun mulai mempelajari bahasa negeri matahari terbit tersebut. Caranya? Selain lewat internet, saya juga memanfaatkan dvd kartun Jepang dengan subtitle bahasa Inggris untuk mempelajari bahasanya. Detektif Conan menjadi kartun yang saya pelajari dalam belajar berbahasa asing. Pepatah bilang, “Sambil menyelam minum air.”. Jadi enggak cuma mempelajari bahasa Jepangnya saja, saya juga bisa belajar bahasa Inggris lewat subtitle yang ditampilkan.

 Conan say : "Jadi gue mesti bilang "WOW" gitu?"

Nah, begitu kelas 3, saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan beasiswa ke Jepang yang baru dibuka. Nilai saya dinyatakan cukup untuk memenuhi salah satu persyaratan beasiswa monbukagakusho, beasiswa tahunan yang diadakan oleh kedubes Jepang. Akhirnya saya beserta beberapa teman sekelas saya mendaftar beasiswa ke kedubes Jepangnya langsung sembari menyerahkan beberapa persyaratan. Sayangnya, tidak seorang pun dari kami yang lolos, kecuali kedua teman saya yang lolos berkas. Saya kecewa bukan main. Tapi tak apa, setidaknya kami mendapatkan pengalaman berburu beasiswa ke negeri orang.

Kendati saya gagal meraih impian saya ke Jepang, itu tak menyurutkan minat saya untuk mempelajari bahasanya. Terbukti selain sudah membeli buku cara belajar bahasa Jepang, saya juga rajin belajar bahasa Jepang via online. Saya tidak pernah menganggap bahwa apa yang saya lakukan sia-sia. Siapa tahu rezeki saya untuk pergi ke Jepang bukan saat ini, tapi suatu hari nanti J

Sehubungan dengan itulah saya ingin sekali menjadi keluarga besar dari FLAT alias Foreign Languages AssociaTon. Dengan demikian saya bisa menemukan wadah untuk belajar bahasa asing secara bersama-sama, khususnya bahasa Jepang di samping kemampuan berbahasa asing juga bisa menjadi poin plus dalam dunia karir nanti. FYI, di FLAT ada 5 bahasa asing yang ditawarkan : Inggris, Arab, Jepang, Mandarin dan Turki.

LPM dan FLAT adalah dua fokus yang ingin saya gapai pada saat ini, di awal semester ini. Saya menyadari bahwa passion saya ada di bidang bahasa dan menulis. Maka saya sangat berharap bisa menjadi bagian dari kedua UKM tersebut.

Sayangnya, di saat beberapa UKM sudah memulai pendaftarannya, LPM dan FLAT justru belum membuka pendaftaran. Usut punya usut, ternyata kedua UKM tersebut baru membuka open recruitment pada November 2012. Entah tanggalnya kapan memang tidak disebutkan. Namun saya terus memantau perkembangannya. Doakan saya ya! ;)  

Comments