Koran Vertikal, Koran Gaul Ala Belanda

Pernahkah anda melihat pengalaman seperti pada gambar di atas?

Atau justru pernahkah anda mengalaminya sendiri?

Anda hendak membaca koran di tempat umum tetapi orang di sebelah anda juga turut membaca koran. Alhasil begitu anda atau orang di sebelah anda hendak membuka lembar halaman koran berikutnya, terpaksa tangan anda atau tangannya harus tumpang tindih satu sama lain. Terlebih jika tempat duduk yang anda dan orang di sebelah anda duduki sempit, jelas akan ada kesan negatif yang didapatkan ; tidak nyaman!

Tapi.. itu sih cerita lama.. Sekarang? Tak usah khawatir! 

Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula pola pikir dan kreativitas manusia. Maka wajar saja jika pada zaman sekarang apa-apa lebih mudah ketimbang pada masa lampau. Termasuk ketika kita hendak membaca koran dan kebetulan bersebelahan dengan orang yang juga membaca koran, kita juga sudah tidak perlu risih lagi. Belanda berdiri di barisan paling dalam dalam terobosan ini.

Kata koran diadopsi dari Bahasa Belanda yakni krant dan Perancis yakni courant. Koran memiliki peranan penting di dunia. Tidak serta merta sebagai penyampaian informasi kepada masyarakat, tetapi juga sebagai wadah bagi masyarakat untuk mengeluarkan opini. Koran adalah salah satu cara untuk menggenggam dunia.

Kiranya kebutuhan akan keberadaan media cetak benar-benar diperhatikan oleh negeri tulip. Telegraaf Media Groep, sebuah perusahan media dari Belanda menjawab tantangan ini melalui terobosan baru ; koran vertikal.

Terobosan Belanda ini saya temui di youtube. Iseng-iseng saya browsing di youtube sampai pada akhirnya saya menemukan sebuah video menarik dengan durasi 1.55 menit. Dengan judul “Vertical Newspaper – Innovative Idea from Netherlands”, video tersebut menggugah saya untuk menyaksikannya.

Mulanya video yang diunggah oleh forum4editors dibuka dengan kalimat bertuliskan “Innovative Idea : Vertical Newspaper”. Lalu dilanjutkan dengan presentasi Peter Bluijs, pihak Telegraaf Media Groep yang menjelaskan tentang latar belakang mengapa koran vertikal perlu diciptakan. 

Pada cuplikan berikutnya ditampilkan tiga orang sedang duduk bersebelahan. Dua pria dan satu wanita. Mereka sama-sama membaca koran. Sayangnya mereka harus bersinggungan satu sama lain ketika membaca koran. Nah disinilah ide itu bermula.

Sembari memainkan kotak musik mini, Peter menjelaskan mengapa koran tidak dibuat secara vertikal saja? Pasti akan didapatkan berbagai kemudahan. Ternyata benar saja, pada menit ke-1, ditampilkan hasil bagaimana jadinya setelah koran vertikal diciptakan. Dalam cuplikan kali ini salah seorang dari mereka, yang ternyata adalah Peter tengah membaca koran secara vertikal sehingga tidak tumpang tindih. Sontak hal ini menarik perhatian bagi dua orang di sebelahnya!  Kalau kata Tukul Arwana, “Amazing!”

Tak bisa dipungkiri, Belanda adalah negara yang kreatif. Hal-hal yang tidak kepikiran oleh orang banyak tetapi bisa mengubah dunia. Jadi jika biasanya kita membaca koran dengan membuka halaman dari kanan ke kiri, dengan koran vertikal justru sebaliknya. Kita membolak-balik halaman dari bawah ke atas!

Memang sih kelihatannya hal kecil tetapi justru dari hal-hal yang kecil inilah yang bisa menginspirasi dan mengubah dunia. Selain hemat tempat, koran gaul ala Belanda ini juga lebih efektif untuk dibaca di tempat umum! Amat cocok dengan kondisi Indonesia yang padat penduduk!  

Tanpa harus melupakan asal-usul darimana terobosan koran vertikal, kira-kira kapan ya koran vertikal terbit di Indonesia?

*Ditulis oleh ; Noval Kurniadi

Comments