Jakhumfest 2019 Ajak Milenial Melek Isu Kemanusiaan

Saya berpose di salah satu properti yang ada di Jakhumfest 2019 (dokpri)
Tahun 2018 adalah tahun yang berat bagi Indonesia. Bencana alam datang silih berganti. Belum selesai duka di Lombok karena gempa bumi, bencana lalu menerjang Sulawesi Tengah. Warga di Palu, Sigi dan Donggala kemudian harus menjadi saksi dari ganasnya tsunami.

Penghujung tahun tiba. Namun kesedihan justru kian menebal. Berikutnya giliran Banten dan Lampung yang mengalami kenyataan pahit. Tsunami Selat Sunda karena longsor bawah laut efek letusan Gunung Anak Krakatau kini yang menjadi penyebabnya. Kepedihan juga harus dirasakan oleh warga Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Akibat longsor, puluhan orang meninggal dunia. Sementara penduduk lainnya harus mengungsi untuk sementara waktu.

Dalam rentang waktu yang berdekatan, Indonesia berduka. Puluhan ribu korban pun berjatuhan.

Dompet Dhuafa Adakan Jakhumfest 2019

Apa yang terjadi di tanah air dalam setahun belakangan tentu tak bisa dibiarkan begitu saja. Hal itu patut menjadi perhatian bagi sesama karena sebagai manusia sudah seharusnya kita saling peduli.

Berangkat dari hal itulah, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Wardah kemudian mengadakan Jakarta Human Festival atau dikenal juga dengan nama Jakhumfest 2019. Jakhumfest sendiri adalah sebuah acara perayaan kemanusiaan. Melalui kegiatan ini, Dompet Dhuafa ingin mengajak milenial untuk melek berbagai isu kemanusiaan khususnya yang terjadi di Indonesia sekaligus sebagai refleksi untuk menyongsong tahun 2019 dengan lebih baik.
Poster Jakhumfest 2019 (dokpri)
Kenapa milenial? Hal itu dikarenakan milenial sekarang memegang posisi penting dalam perkembangan negara Indonesia ke depannya. Sepertiga penduduk Indonesia adalah kaum milenial dan generasi ini dianggap menjadi penentu Indonesia emas pada tahun 2045. So, paham akan isu kemanusiaan itu penting banget dilakukan bagi seorang milenial sedini menungkin.

Jakhumfest diselenggarakan di Loop Station, Blok M, Jakarta Selatan pada Minggu, 27 Januari 2019. Asyiknya, acara ini bersifat gratis. Siapapun bisa mengikuti acara ini yang terpenting melakukan registrasi terlebih dahulu baik melalui daring ataupun di tempat.

Sebagai milenial, saya merasa terpanggil. Maka dari itu begitu saya tahu bahwa Dompet Dhuafa menyelenggarakan Jakhumfest 2019, saya tak berpikir lama. Saya pun memutuskan untuk datang ke sana bersama beberapa teman. Saya turut berpartisipasi karena saya ingin memperkaya wawasan tentang tentang isu-isu kemanusiaan sekaligus ingin mengasah jiwa saya lebih dalam tentang kemanusiaan.

Yang Menarik di Jakhumfest 2019

Sebenarnya Jakhumfest berlangsung dari pukul 10.00 WIB. Namun lantaran pagi saya tidak bisa maka saya baru bisa datang pada pukul 16.00 WIB. Saya tiba di sana bersama Kak Oo.

Setibanya di sana saya menemukan hal yang menarik dari Jakhumfest 2019. Saya baru sadar kalau ternyata Jakhumfest itu terdiri dari tiga rangkaian acara utama. Ketiga acara utama itu adalah humanitalk, humanity exposure dan sound of humanity.

1. Humanitalk 

Humanitalk adalah temu wicara tentang isu kemanusiaan. Dalam acara ini kaum milenial dapat mendapatkan berbagai informasi seputar dinamika yang berkembang tentang isu kemanusiaan yang telah terjadi. Pada Jakhumfest kali ini, humanitalk diadakan dalam dua sesi. Sesi pertama membahas tentang "Disaster 4.0" dan "Volunteer is Me". Turut hadir berbagai pembicara, seperti Ir. Agus Wibowo dari BNPB,Arifin Asydhad dari Kumparan dan Andi Angger Sutawijaya dari Turun Tangan.

Berhubung saya dan kak Oo tiba di sana sore, maka kami hanya kebagian untuk mengikuti temu wicara sesi kedua yang bertemakan "Volunteer is Me". Pada sesi tersebut, salah satu narasumber yakni Andi Angger dari Turun Tangan mengajak kaum milenial untuk ingat bagaimana menjadi 'manusia' terlebih dahulu. Sebab yang membedakan antara manusia dan tidak adalah terletak pada hatinya. Jika ingin terjun dalam kegiatan kemanusiaan, lakukanlah dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa. Menurutnya, hati adalah pembisik yang paling jujur.
Suasana Humanitalk di Jakhumfest 2019 (dokpri)

2. Humanity Exposure 

Humanity Exposure adalah pameran foto dan properti tentang dokumentasi kebencanaan di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Lombok, Sulawesi Tengah, Banten dan Sukabumi. Ada pula dokumentasi tentang isu kemanusiaan dan kebencanaan yang pernah terjadi di luar negeri, seperti gempa bumi di Nepal dan etnis Rohingya di Bangladesh serta dokumentasi tentang program respon dan recovery sebagai portfolio Dompet Dhuafa.
Saya saat melihat dokumentasi kebencanaan di Humanity Exposure di Jakhumfest 2019 (dokpri)
Foto tentang isu kemanusiaan di Humanity Expsoure Jakhumfest 2019 (dokpri)
Dari semua tampilan foto dan properti yang ada di Humanity Exposure, perhatian saya tertuju dengan beberapa properti asli yang dibawa dari kejadian longsor di Sukabumi belum lama ini. Salah satunya adalah pada sebuah boneka yang sedang duduk di atas sebuah sofa merah. Jika kita tidak mengetahui asal-usul boneka itu mungkin tampak imut. Namun begitu tahu bahwa itu adalah boneka yang diambil dari lokasi bencana longsor di Sukabumi, rasanya bergetar begitu melihatnya.
Sebuah boneka, saksi bisu dari bencana longsor Sukabumi yang dipamerkan di Humanity Exposure Jakhumfest 2019 (dokpri)

3.  Sound of Humanity

Pesan tentang kemanusiaan bisa disampaikan melalui media apa saja. Tak terkecuali dengan musik. Oleh karena itu selain mengadakan temu wicara dan pameran foto, Jakhumfest Dompet Dhuafa juga menyajikan Sound of Humanity.
Penampilan Chikita Fawzi di Sound of Humanity dalam Jakhumfest 2019 (dokpri)
Sound of Humanity sendiri adalah pertunjukan hiburan berupa musik yang diadakan pada malam hari. Turut hadir beberapa penampil yang tentunya tak asing bagi generasi milenial. Mereka adalah Enau Band, Senar Senja, Hanggini, Chikita Fawzi dan Pusakata. Tak hanya memberikan penampilan terbaiknya saja, para penampil juga berbagi pengalamannya tentang aksi mereka untuk isu kemanusiaan dan keterlibatan mereka bersama Dompet Dhuafa.

Berbeda dengan humanitalk dan humanity exposure yang diadakan di dalam ruangan Loop Station, acara musik ini diadakan di luar. Sound of humanity menjadi acara penutup dari seluruh rangkaian acara Jakhumfest 2019.

Berharap Jadi Agenda Tahunan

Setelah beberapa jam mengikuti jakhumfest 2019, tiba saatnya bagi saya untuk pulang. Biasanya saya menghabiskan akhir pekan dengan berleyeh-leyeh di rumah. Namun Minggu itu sungguh berbeda. Saya mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu baru dari Jakhumfest 2019.

Secara keseluruhan saya amat mengapresiasi dan menyambut positif dari diadakannya Jakhumfest Dompet Dhuafa. Saya Isu kemanusiaan memang harus terus digaungkan agar semakin banyak generasi milenial yang melek akan keberadaannya.

Saya berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda di tahun 2019 saja melainkan menjadi agenda tahunan Dompet Dhuafa untuk terus mengajak generasi milenial dan bahkan anak untuk melek isu kemanusiaan sejak dini. Namun kalau bisa sih jangan sehari saja. Minimal dua hari, Sabtu-Minggu. Soalnya jujur saya sendiri kurang puas jika hanya diadakan hanya sehari saja.

Saya juga berharap ke depannya Dompet Dhuafa bisa memaksimalkan penggunaan Perpustakaan Nasional dan tempat wisata lain seperti Kota Tua atau Museum Nasional sebagai tempat penyelenggaraan dan tentunya melibatkan lebih banyak komunitas untuk terlibat. Dengan begitu nilai-nilai kebermanfaatannya akan lebih meluas.

Comments

  1. Wah, sayang banget ya cuman sehari. Aku jadi ngga bisa ikutan deh. Semoga tahun 2020 diadakan lagi ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Mudah-mudahan jadi agenda tahunan ya kak.

      Delete
  2. Kegiatan baik ini memang seharusnya sering diadakan sebagai pupuk generasi milenial supaya ikut peduli dan melek kondisi sekitar. Apalagi kalau kerjasama lintas sektor, dengan jangkauan lebih luas diharapkan generasi muda khususnya dan masyarakat umumnya lebih banyak mendapatkan hal positifnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget teh. Makanya aku berharap semoga kegiatan seperti ini diadakan setiap tahun alias gak hanya tahun ini aja :D

      Delete
  3. Penting babget ngebahas isu kemanusiaan saat sikap egoisme makin mengencang. terkadang tidak sepaham membuat orang muda tidak perdui dan menggampangkan sesuatu yang seharusnya ribet

    ReplyDelete
  4. Akh DD mah program programnya luar biasa buat kemaslahatan umat. Go Milenial

    ReplyDelete
  5. Keren acaranya. Bikin kita melihat dan peduli masyarakat sekitar. Andai deket, kepengen deh lihat pameran-pamerannya. Semoga jadi agenda tahunan dan diadakan tak hanya di Jakarta. Di Bandung juga dong. :D

    ReplyDelete
  6. Kegiatan baik ini sangat bermanfaat dan semoga semakin menginspirasi yang lain :)

    ReplyDelete
  7. dompet dhuafa makin variatif ya programnya. Jadi bisa mengetuk hati mereka kaum muda untuk lebih peka isu sosial

    ReplyDelete
  8. Asyik juga acara kayak gini, disatu sisi bisa menampilkan hiburan bagi mereka yang hadir, namun di sisi lain membawa amanah kemanusiaan untuk peduli pada oranglain. Saya sih suka suka aja jika ada acara kayak gini di Jogja :D

    ReplyDelete
  9. Anak muda jaman now penting banget nih ikutan acara seperti ini selain menambah wawasan juga dapat peduli terhadap lingkungan khususnya kemanusiaan, great event

    ReplyDelete
  10. Acaranya bagus banget mas, salut dirimu dan anak2 milenial lainnya datang. Menujukkan bahwa anak milenial zaman now peduli ya soal kemanusiaan. Moga bisa jd acara tahuanna seperti yg direncanakan ya?

    ReplyDelete
  11. Acaranya keren dan banyak hal menarik yang disajikan sehingga bermanfaat sekali terutama di masa sekarang tentang peduli nya kemanusiaan

    ReplyDelete
  12. Acaranya kece deh. Nilai-nilai kemanusiaan memang harus diedukasi kepada anak muda sedini mungkin. Ikut merinding juga nih pas lihat foto saksi bisu bencana di Sukabumi. Semoga kita bisa tanggap bencana yaa*

    ReplyDelete

Post a Comment