Yang Ditanggung

Saya suka melihat beberapa muslimah membagikan postingan di facebook yang isinya intinya:
"Ketika belum menikah, dosa seorang perempuan ditanggung oleh ayah. Ketika sudah menikah, dosanya ditanggung oleh suami"

Ditanggung di sini maksudnya bukan dialihkan. Tapi si ayah/suami bisa berdosa juga jika tidak mengingatkan/membimbing anak/istri sama sekali ketika ia melakukan dosa.

Itu gak salah. Tapi saya kok lebih suka dibalik ya? Kenapa yang disebar bukan ini aja?

Jika dibalik, maka hasilnya akan begini:
"Ketika belum menikah, kebaikan seorang perempuan ditanggung oleh ayah. Ketika sudah menikah, kebaikannya ditanggung oleh suami."

Apa maksudnya?

Kalau dosa ditanggung, kan gak ada manusia yang sempurna. Jangankan istri/anak, suami/ayah pun juga gak ada yang suci dari dosa. Menanggung dosa sendiri saja sudah berat apalagi orang lain. Kita manusia yang penuh dengan dosa, jadi kalau bisa dosanya jangan ditambah lagi. Menghindari dosa itu baik, tapi belum tentu menularkan kebaikan pada orang lain.

Saya ambil contoh. Ada kotoran di tengah jalan. Kita pernah menginjaknya dan kini kita ingin terhindar dari kotoran itu. Di saat itu ada orang yang ngasih tahu ke kita agar kita berjalan dengan hati-hati agar kita gak terkena kotoran itu. Akhirnya cukup dengan menuruti nasehat orang yang mengingatkan kita, kita merasa sudah aman. Kaki kita gak kena kotoran.

Sedangkan kalau kebaikan ditanggung, menyiratkan kepada ayah/suami serta istri/anak untuk terus dan selalu melakukan kebaikan agar sama-sama "kecipratan" kebaikan sekalipun diri ini penuh dengan dosa. Kita penuh dengan dosa tapi itu bukan alasan untuk gak tetap melakukan kebaikan. Justru dosa seharusnya memotivasi kita untuk berbuat baik khususnya terhadap sesama. Melakukan kebaikan itu sudah pasti baik dan menular di samping manusia pada dasarnya suka dengan yang baik-baik.

Kasusnya hampir sama dengan kasus pertama. Ada kotoran di tengah jalan. Kita pernah menginjaknya dan kini kita gak ingin kaki kita dan kaki orang lain terkena kotoran itu. Oleh karena itu seseorang ngasih tahu ke kita agar membersihkan kotoran itu dari jalan. Kita pun melakukannya. Akhirnya, kaki kita gak menginjaknya, begitu pula dengan kaki orang lain.

Kelihatannya serupa ya? Tapi jelas ada perbedaan pada mindset atau pola pikir sehingga bisa berpengaruh terhadap apa yang akan kita lakukan. Jadi, sebaiknya sebar yang nanggung kebaikan aja yuk, bukan yang yang nanggung dosa :)

Comments