Cowok (juga) Perlu Eksplorasi!

Kalau boleh jujur, saya itu orangnya (aslinya) cuek dalam berpakaian. Mungkin bukan cuek juga sih, tapi kurang pandai dalam berpenampilan. Makanya dalam hal berpergian misalnya, saya cenderung kurang memperhatikan apa yang saya kenakan. Mau pake kaos yang gambarnya udah pudar sama sepatu yang udah jelek atau agak kotor kek, bodo amat. Mau pake kaos kegedean kek, bodo amat. Yang penting saya nyaman. Gak terlalu peduli apa kata orang. Wong saya ini yang make. Malah berhubung beberapa kali saya suka pakai kaos hasil dari ikutan berbagai acara, temen saya malah bilang kalau saya tampil apa adanya. Bukan berarti saya gak pernah merhatiin penampilan loh. Merhatiin iya, namun lebih sering cueknya.  Oh ya, meski cuek, saya bisa menempatkan diri kalau menghadiri acara formal. Maksudnya, gak berarti saya pakai kaos juga kalau ada acara formal -_- 

Namun seiring berjalannya waktu, semakin bertambahnya usia dan pengalaman, saya semakin sadar bahwa penampilan itu penting. Emang sih ada pepatah “don’t judge book by its cover” yang berarti kita enggak bisa menilai seseorang hanya dari penampilan yang dia kenakan. Namun kalau kita bisa jadi buku yang bagus dengan sampulnya yang baik juga, kenapa sampulnya harus jelek juga? Jadi isinya diperbaiki, penampilannya juga diperbaiki. Gitu maksudnya. Akhirnya learning by doing, pelan-pelan saya mulai belajar dalam memperhatikan penampilan. Memperhatikan penampilan gak berarti harus selalu kelihatan ‘cakep’ tapi juga berarti tau posisi  dan waktu dalam berpenampilan. Bukan berarti make kaos oblong saat datang kondangan atau harus make kemeja saat beli bubur si denok di depan rumah -_-

Alasan utama sebenarnya bukan untuk menarik lawan jenis. Namun alasannya karena Tuhan suka dengan yang indah-indah.  Jadi ya sudah, kita senangkan saja Tuhan dengan hal-hal yang indah salah satunya dengan mengeksplorasi penampilan. 

Selain itu hal manusiawi juga bagi manusia untuk suka terhadap hal-hal yang ‘cakep’ atau baik. Saya yakin, sejelek-jeleknya orang, mereka pasti lebih suka melihat cowok atau cewek yang berpenampilan bagus dan baik ketimbang cowok atau cewek yang berpenampilan buruk apalagi dekil :p Itu hal lumrah. Gak berarti cewek suka lihat cewek berpenampilan yang berpenampilan bagus sama dengan lesbian atau cowok suka lihat cowok berpenampilan menarik sama saja dengan gay. Gak gitu kok -_- Pada dasarnya, setiap manusia suka dengan hal-hal yang ‘cakep’, terlepas dia cewek ataupun cowok. Jelas, seorang presenter yang penampilannya ‘kece’ atau ‘cakep’ akan membawa suasana acara lebih baik ketimbang seorang presenter yang penampilannya “seadanya”. Kalau yang ada bagus sih masih mending, kalau adanya jelek?

Sejak itu diam-diam saya suka merhatiin bagaimana orang lain berpakaian. Di tempat umum, di sekitar rumah, di luar rumah hingga di dunia kuliah. Di facebook juga suka kadang :p Kalau cewek dan cara berpenampilannya menurut saya bagus,  saya apresiasi dan kadang suka kepikiran, “Boleh juga nih jadi cowoknya :P” atau kepikiran buat jadi pasangannya nanti :p. Sedangkan kalau cowok dan cara berpenampilannya menurut saya bagus, saya apresiasi dan saya jadikan itu sebagai referensi cara berpenampilan saya dan saya kadang mikir, “Boleh juga nih diterapin dalam penampilan saya.”

Kalau di TV, saya suka merhatiin pembawa acara-pembawa acara di NET Tv. Mulai dari Marissa Anita, Shahnaz Soehartono, Zendhy Zain, Ganindra Bimo dll. Saya gak habis pikir, meski NET tergolong TV baru namun kenapa cakep-cakep ya hostnya? Gak cewek dan gak cowok, saya suka penampilannya. Rapi. Ganteng dan cantik. Mungkin selain memang good looking, tukang make-upnya juga handal.

Back to topic, sebagai tindak lanjutnya, lambat laun saya suka mengeksplorasi cara saya dalam hal berpenampilan. Saya gak merasa kalau saya ganteng, tapi kalau merasa manis sih pernah :p *narsis*. Saya merasa, tingkat kegantengan atau kecantikan atau bahkan kharisma seseorang bisa lebih “terangkat” jadi lebih baik atau lebih buruk dari penampilannya. Maksud ganteng atau cantik di sini gak pasti berarti wajahnya berubah jadi Kim Kardashian atau Tyler Hoechlin, namun lebih berarti “good-looking”. Enak dipandang dan banyak orang yang senang atau menyukainya. Kalau orang yang fisik aslinya biasa-biasa saja atau malah ‘jelek’ menjadi lebih ‘cakep’ saat berpenampilan baik, apalagi kalau orang yang fisik aslinya ganteng/cantik. Pasti akan lebih lebih lagi! Makanya pintar berpenampilan perlu.

Sayangnya, koleksi pakaian saya gak banyak sehingga variasi berpakaiannya juga tidak terlalu banyak. Kendati demikian itu bukan masalah untuk saya melakukan mix and match atau mengkombinasikan warna dan jenis pakaian. Kadang saya suka buat konsep sendiri dalam berpenampilan (gak selalu). Misalnya hari ini konsepnya ingin orens-cokelat akhirnya saya memakai kemeja warna orens dan celana cokelat. Hari berikutnya konsepnya ingin terlihat seperti agak ‘nakal’ dan ingin kelihatan lebih ‘remaja’ akhirnya saya pakai kaos dan dengan kemeja dibuka.  Kalau konsepnya simple, ya sudah saya pakai baju koko sebagai atasan. Begitu pula seterusnya. Saya suka menerapkannya dalam berpergian khususnya ketika pergi kuliah dan mengajar. Malah saya juga pernah ketika saya ingin mengkreasikan ‘dasi’ dalam hal berpakaian, saya dikira mau kerja. Padahal saat itu saya ingin kelihatan lebih dewasa dan mencoba sesuatu hal yang baru dengan menciptakan gaya berpenampilan tersendiri.

Masalah apakah orang lain suka dengan cara berpenampilan saya atau apakah beberapa lawan jenis tertarik dengan saya, itu masalah belakangan. Gak terlalu mikirin. Yang penting sih kepuasan batin dulu. Soalnya itu  adalah hal yang saya cari. Saya enggak ngarep dipuji, namun senang dan puas saja rasanya ketika ada beberapa orang yang merasa senang lalu mengapresiasi atas cara kita berpenampilan. Jadi poin plus aja. Bagi saya itu memotivasi saya untuk lebih baik lagi. Syukur-syukur jika merasa terinspirasi. Membuat orang senang dan menjadi terinspirasi adalah hal yang baik,kan?

Kedengeran agak narsis, tapi beberapa orang pernah mengapresiasi penampilan saya. Sebaliknya, saya juga suka merasa senang dan puas ketika melihat orang ketika cara berpenampilannya cakep, baik itu cowok maupun cewek. 

Pada akhirnya, cowok emang gak seribet cewek dalam penampilan. Misalnya saja kalau mau pergi kondangan, cewek harus pake bedak dulu atau lipstick tapi cowok cukup pake kemeja dan celana panjang juga udah jadi. Saya akui saya masih perlu banyak belajar perihal penampilan. Meski saya belajar soal penampilan gak berarti saya jadi bener-bener memprioritaskan penampilan. Malah jujur loh, di saat sebagian temen cowok make pembersih muka kayak biore dkk atau rexona men, saya malah gak make sama sekali. Terbukti saya juga masih punya sifat dasar cowok yang pada dasarnya lebih ‘cuek’ dalam penampilan ketimbang cewek. Hanya saja saya merasa jadi cowok sebaiknya jangan selalu atau keseringan cuek dalam hal berpenampilan. Gak harus bermerk mahal untuk kelihatan 'modis' atau 'stylish', kita jjuga bisa memanfaatkan pakaian yang kita miliki. Ngurusin penampilan bukan hal yang tabu kok bagi cowok. Menurut saya cowok juga perlu bereksplorasi!

NB : Well, kalau ada waktu dan kesempatan, mungkin saya akan nulis cara berpenampilan ala ‘saya’ :p

Comments

Post a Comment