Pengalaman Ikut Seleksi PPAN Jakarta 2013 (2)

Jumat, 12 April 2013. Tampaknya pagi itu menjadi pagi yang tak terlupakan dalam hidup saya. Jika biasanya pada pukul 05.00 WIB saya sholat Shubuh lalu tidur lagi, kali ini seusai mandi dan sholat Shubuh saya masih terjaga. Kemeja putih lengan panjang+celana bahan hitam telah saya kenakan. Pokoknya rapi. Bukan ingin melamar kerja. Bukan juga ingin melamar cewek. Saya serapi ini karena saya ingin mengikuti seleksi PPAN alias Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) provinsi DKI Jakarta 2013.
Usai sarapan pagi di warung dengan nasi+tahu goreng, saya berpamitan dengan ibu saya. Setelah itu saya bergegas menuju TKP, yakni Bumi Perkemahan Cibubur atau Buperta. Tidak sendiri, namun bersama bapak saya. Kebetulan ia mau mengantarkan saya meski hanya hingga Slipi. Nah, dari Slipi baru deh nanti naik angkutan umum menuju UKI lalu cari yang ke arah Pasar Rebo atau Kampung Rambutan.

Jam menunjukkan hampir pukul 6 pagi begitu saya tiba di Slipi. Sesampainya di sana bapak saya bertanya-tanya terlebih dahulu kepada  salah seorang penjual makanan di sana kira-kira angkutan apa yang tujuannya ke Pasar Rebo. Sayang, ternyata angkutan umum yang menuju langsung ke Pasar Rebo nihil. Katanya, angkutan tersebut baru ada pada pukul 08.00 WIB. Alhasil solusi yang ditawarkan adalah saya harus naik angkutan menuju UKI terlebih dahulu untuk kemudian mencari angkutan yang menuju Pasar Rebo.

Mulanya saya agak ragu untuk naik angkutan yang menuju ke UKI. Jam sudah hampir jam 6 sedangkan acara dimulai pada pukul 07.00 WIB. Selain itu saya juga khawatir kalau saya naik angkutan ke UKI dan tidak langsung ke Pasar Rebo akan memakan waktu lama. Bisa-bisa saya datang lebih dari jam 7! Tidak! Saya tidak mau terlambat! Bagi saya kesan pertama itu penting dan saya tidak mau diingat kesannya sebagai salah satu peserta yang datang terlambat! Sempat terpikir di benak saya, kalau gitu kenapa gak dari Lebak Bulus aja berangkatnya?

Sempet sih kepikiran begitu... Namun berhubung sudah terlanjur berada di Slipi plus rasanya tidak memungkinkan untuk bergegas ke Lebak Bulus, akhirnya mau tidak mau saya harus pergi ke UKI terlebih dahulu. Soal terlambat? Yang penting berusaha dulu deh sambil nyiapin naskah yang tepat buat kasih alasan kenapa terlambat jika ditanya nanti. Telat-telat dikit gapapa kali ya.. :P Lagipula saya gak benar-benar serius kok dalam mengikuti seleksi ini. Seperti yang saya katakan di awal, sejujurnya saya mengincar SSEAYP dan bukan Korea. Alhasil setelah berpamitan dengan bapak saya, naiklah saya ke dalam angkutan warna kuning yang tujuan akhirnya UKI. Lupa nomor berapa, tapi yang pasti warnanya kuning.

Jarak dari Slipi-UKI tidak begitu jauh. Setibanya di sana jam 7an (lupa jam berapa, tapi yang pasti jam 7 lewat), saya langsung bertanya kepada orang sekitar kalau naik ke Pasar Rebo naik apa. Katanya, saya harus menyeberang ke UKI (mobil jurusan slipi-UKI tidak berhenti pas di UKI) lalu naik angkutan nomor *lupa namanya*. Beruntung tidak lama kemudian angkutan yang mengarah ke Pasar Rebo lewat.

Sekitar jam setengah 8  saya tiba di Pasar Rebo. Kini tiba waktunya bagi saya untuk naik angkutan umum yang menuju Buperta. Berbeda dengan angkutan sebelumnya, pada angkutan ini tertempel stiker "Jambore". Ya, buperta dikenal juga dengan julukan "Jambore". Nah, inilah angkutan umum terakhir yang akan menjadi penentu atas terlambat atau tidaknya saya di TKP. Uniknya, saya sempat salah naik angkutan lantaran si sopir tidak mengenal benar apa itu buperta. Untungnya setelah saya memastikan kembali apakah angkutan umum yang hendak saya naiki menuju buperta kepada sopir yang lain, saya pun menemukannya. Alhasil saya pun bergegas masuk.

BUPERTA, I'M COMING!  

Comments