Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Itu kata-katanya Ustadz Yusuf Mansur. Dalam bukunya, beliau sering mengulang kata-kata itu.

Maksudnya bukan berarti kita melupakan hubungan sesama manusia (hablum minannas)
, tapi dalam hal apapun kita sudah seharusnya mendahulukan Allah baru setelah itu selain Dia. Makanya Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.

Misalnya ada orang yang mau ketemuan dengan kita di waktu jam 12. Karena kita tahu pada jam itu adalah waktunya sholat Zuhur, maka lebih baik mendahulukan Allah dulu. Nggak apa-apa waktu

ketemuannya diundur dan mungkin dia agak kecewa, yang penting sebaiknya sholat Zuhur dulu. Baru deh boleh ketemuan dengan dia. Allah dulu, baru setelah itu selain Dia.

Misalnya lagi kita sedang ada masalah yang sangat berat dan kayaknya susah banget pundak ini untuk menopangnya. Jawaban terbaiknya adalah kita jangan mengutamakan ngandelin manusia. Tapi utamakan dalam ngandalin Allah dulu untuk dapat membantu kita dalam menyelesaikannya. Entah itu caranya lewat berdoa, lewat bersedekah, konsultasi langsung kepadanya, sholat malam, dsb.Makanya ada kata-kata, "bagiku hanya Allah cukup bagiku." Jadinya Allah lagi deh.
Misalnya pula kita ingin mencapai sebuah keinginan atau impian. Pokoknya beneran kita ingin gapai deh. Jawaban terbaiknya adalah jangan berharap sama manusia. Tapi berharapnya sama Allah aja. Kalau berharapnya sama manusia, kalau gak tercapai ya kita bakalan sakit hati. Tapi kalau berharapnya sama Allah, yakin deh Allah tau mana yang terbaik buat kita. Jadinya Allah terus deh.

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Itu tidak diartikan secara tersurat, tapi tersirat. Kalau diartikan secara tersurat ya kesannya kita melupakan hubungan sesama manusia. Padahal maksud ustadz Yusuf Mansur bukan seperti itu.
Maksudnya, itu merupakan introspeksi bagi kita yang (mungkin) lebih mendahulukan manusia ketimbang Allah. Kalau ada yang salah mengartikannya, misal melupakan hubungan hablum minannas ya bukan salah kata-kata atau Ustadz Yusuf Mansurnya. Tapi masih menjadi PR bagi yang belum mengaplikasikan kedua hubungan dengan tidak melupakan-Nya.

Comments